Download booklet Bakul Kurma di sini...
SKI JTETI Al-Hannaan
Kamis, 27 Desember 2012
Rabu, 26 September 2012
Bakul Kurma Edisi 1
Download booklet Bakul Kurma Edisi 1 di sini....
Senin, 23 Juli 2012
Sambutlah Ramadhan dengan Sepenuh Hati
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
Saat ini telah kita temui lagi bulan penuh keberkahan dan bulan tambang pahala. Ya, Ramadhan merupakan salah satu bulan yang telah kita nanti-nantikan selama setahun menempuh kehidupan. Dari hal yang biasa akan menjadi suatu hal yang luar biasa di bulan Ramadhan ini. Sangat sayang sekali rasanya kalau kita menyia-nyiakan event berharga yang hanya datang setahun sekali dengan menjalaninya tanpa bekas dan hanya lalu begitu saja. Yang harus dijadikan bahan renungan, sudahkah kita persiapkan Ramadhan kali ini? Sebagian dari kita mungkin ada yang telah membuat timeline agenda yang harus mereka kerjakan saat datangnya bulan dimana malam lailatul qodar dan Al-Quran diturunkan, tetapi ironisnya ada beberapa diantara kita ada juga yang hanya merasa kalau Ramadhan hanya tradisi tahunan yang biasa dilakukan orang-orang awam. Tidak seharusnya kita sebagai umat muslim memaknai Ramadhan dengan hal yang tidak istimewa. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dijadikan panutan agar sempurnanya Ramadhan kita kali ini.
Pertama, persiapkan ruhiyah atau niat, mental, dan hati kita untuk menghadapi Ramadhan dengan ikhlas dan bersih. Apakah kita telah menantikan Ramadhan 1433H ini semata-mata karena Allah? Mantapkanlah niat dan sucikanlah hati agar kita dapat menyambut Ramadhan dengan baik dan sempurna. Kurangi kata-kata yang kurang bermanfaat dan gantilah dengan zikir agar hati kita selalu damai dan tentram. “Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu).” (QS. Asy-Syams 91 : 9).
Kedua, persiapkan ilmiyah atau ilmu mengenai Ramadhan dan ilmu islam yang sebelumnya kita belum ketahui. Lebih sering mengikuti kajian, bertilawa, membaca tafsir, dan mempelajari seluk-beluk agama islam agar kita lebih dimantapkan dengan ilmu yang kuat. Usahakan sebelum bertemu dengan Ramadhan kita telah mengurangi hal-hal yang kurang bermanfaat. Gantilah hal yang kurang bermanfaat menjadi hal yang bermanfaat seperti membaca buku tentang sirah nabawiyah memperlancar tilawah dan mendalami ilmu tajwid. Kurangi kata-kata menyakitkan menjadi kata-kata yang menyejukkan. “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah 58 : 11).
Ketiga, persiapkan jasadiyah atau fisik kita. Makan makanan yang sehat. Kalau zaman kita kecil dulu pasti sering mendengar istilah empat sehat lima sempurna. Idealnya untuk menjadi sehat kita mengonsumsi makanan-makanan tersebut dengan diimbangi olahraga yang teratur. “Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, melainkan mereka menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqarah 2 : 57).
Keempat, persiapkan maliyah atau harta kita. Pada bulan Ramadhan adalah kesempatan yang sangat cocok untuk bersedekah dan membersihkan harta kita. Jika kita berbuat baik di bulan Ramadhan insyallah akan dibalas berlipat ganda dari bulan-bulan biasanya. Memberi makan anak yatim atau mengadakan bakti sosial. Sediakan sebagian harta setiap harinya dan mencoba bersedekah setiap hari sebagai batu loncatan agar kelak kita terbiasa untuk berbuat baik dan berlangsung-terus menerus hingga akhir hayat. “Hendaklah mereka melaksanakan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum dating hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.” (QS. Ibrahim 14 : 31).
Ibaratkan seekor ulat tua yang berjalan menanti-nantikan datangnya hari ketika ia akan melihat dunia lain selain pohon yang ia tinggali sekarang. Seiring dengan berjalannya hari ulat tua itu menjalani proses luar biasa di dalam dirinya sebagai kepompong. Di dalam kepompong ia tidak makan, tidak minum, dan tidak juga bergerak. Tidak seperti ketika ia masih menjadi ulat yang rakus yang ingin memakan segalanya. Ia hanya merenung menunggu apakah setelah proses ini selesai ia akan menjadi ulat yang lebih baik atau tidak. “Akan jadi apakah aku setelah keluar dari kepompong ini?” kata si ulat. Setelah mengalami proses selama beberapa hari, ulat tersebut menemukan wujud barunya dengan pertama kali mengepakkan sayapnya sebagai seekor kupu-kupu yang cantik. Dia sadar bahwa dirinya berhasil mengubah wujud lamanya menjadi wujud yang lebih baik. Dan sekarang ia terlahir kembali sebagai seekor kupu-kupu yang mampu terbang mengelilingi indahnya alam ciptaan Allah SWT. Bila diambil hikmah dari kejadian tersebut bisa diibaratkan kita adalah insan yang ingin merubah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kepompong adalah bulan Ramadhan yang menahan kita dari perbuatan-perbuatan yang kurang bermanfaat. Dan kelak ketika kita berhasil menjalaninya dengan sempurna kita akan menemukan hari kemenangan dan terlahir kembali sebagai insan yang lebih baik dari sebelumnya. Mudah-mudahan bermanfaat dan jangan sia-siakan kesempatan yang hanya datang sekali dalam perjalanan tahunan kita. Gunakanlah dengan membuat hal-hal bermanfaat yang baru, sehingga kita dapat memaknai Ramadhan-Ramadhan berikutnya. Barakallah fiikum, jazakumullah khairan katsir, Allahualam.
Oleh: M. Rifki Ali TE'11
sumber referensi: Ihsan Magazine, 4 Persiapan Menyambut Ramadhan.
Selasa, 26 Juni 2012
Materi #KAS semester genap 2011-2012
Pembicara : Bp. Isnaeni
Motivasi VS Niat
Sering dua kata di atas disamakan maknanya karena memang banyak kemiripan diantara keduanya. Namun terkadang tak bisa menggantikan satu dengan yang lain. Secara praktis dapat kita simpulkan bahwa Niat itu lebih bersifat operasional atau teknis, sedangkan Motivasi itu bersifat lebih jauh ke dalam hati seseorang.
Dalam melakukan berbagai aktifitas kita, kita akan menemui 2 macam motivasi yakni motivasi yang disadara dan motivasi yang tak disadari. Sebagai contohnya adalah kedua orang tua kita yang rela mengeluarkan banyak uang dan upayanya untuk membesarkan kita dan menyekolahkan kita hingga jenjang universitas. Mungkin ketika kita bertanya pada mereka, “Apakah motivasi dari ayah dan ibu bersusah payah untuk diriku?”, maka motivasi tak sadar adalah jawaban dari pe
rtanyaan kita.
Islam menuntut kita untuk senantiasa sadar pada apa motivasi atas segala kegiatan dalam kehidupan kita, yang tidak lain hanyalah ALLAH subhanahuwata’ala saja. Namun tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita, selaku muslim lebih jauh termotivasi untuk memperoleh dunia. Dan mungkin hal ini perlu menjadi koreksi kita bersama.
Motivasi UAS … ?
Adalah suatu kewajaran bagi mahasiswa untuk menjalani sebuah proses yang bernama ujian akhir semester. Mungkin perlu diperhatikan fase ini, apakah sebenarny
a motivasi mahasiswa dalam mengikuti UAS. Apakah untuk lulus dengan IP tinggi, atau karena terlanjur isi KRS, atau mungkin balas dendam dengan seseorang, atau yang paling parah dan sangat sering terjadi adalah ‘tak ada’ motivasi.
Sungguh seseorang yang menjalani sebuah proses tanpa adanya motivasi yang mendasari tindakan-tindakanya, maka akan rapuh. Begitu pula ketika prose situ dijalani dengan motivasi yang ‘buruk’, maka juga akan rapuh. Oleh karena itu, marilah kita perbaiki motivasi kita menjelang UAS ini.
Membangun Motivasi
Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan dalam membangun motivasi:
1. Berdoa pada Rabb agar dimudahkan dalam menemukan motivasi
2. Mencari motivasi dengan kesungguhan
3. Mengelola motiv
asi yang kita temukan menjadi motivasi yang positif dan selalu mengembalikan segalanya pada ALLAH subhanahuwata’ala
Tambahan
Upaya Manusia | Motivasi & Niat | Berdoa agar termotivasi |
Proses | Berdoa agar proses berjalan lancer | |
Urusan ALLAH | Hasil | Berdoa agar hasilnya baik |
///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////
Pembicara : Bp. Fikri
Ujian dan Manusia
Kehidupan manusia selalu diliputi dengan berbagai macam ujian seperti yang telah ALLAH subhanahuwata’ala sampaikan dalam AL-Qur’an. Sering kita identikan ujian dengan hal-hal yang mnyulitkan, padahal sesungguhnya da pula ujian yang berupa hal-hal yang menyenangkan.
Ujian yang berupa kesenangan akan membuat kita lupa pada ALLAH subhanahuwata’ala sebagai yang member kenikmatan tersebut. Sedangkan ujian yang berupa keburukan membuat kita berkeluh kesah dan berputus asa, padahal DIa telah memerintahkan kita untuk tidak pernah berputus asa atas rahmat Nya.
Ujian Akhir Semester
Ujian yang akan dihadapi ini terdiri dari 2 jenis, yakni ujian materi perkuliahan dan ujian akhlaq. Ujian materi perkuliahan menguji kemampuan penguasaan mahasiswa terhadap materi yang tealh disampaikan dalam kelas dan sebagai evaluasi akhir semester. Kemudian apa yang dimaksud dengan ujian akhlaq?
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad bahwa beliau diutus oleh Rabb ke bumi adalah untuk memperbaiki akhlaq manusia. Bahkan ALLAH subhanahuwata’ala telah menyandingkan akhlaq dengan aqidah dalam salah satu ayat dalam AL-Qur’an, hal ini menunjukkan betapa pentingnya akhlaq di mata Sang Khaliq. Dan Adalah akhlaq yang baik (akhlaqul karimah) merupakan timbangan yang berat di yaumil akhir kelak.
Adapun akhlaq yang harus diterapkan bagi kita dalam mnghadapi ujian akhir sekolah adalah
1. Bersungguh-sungguhlah, jangan menyerah
Belajar dengan giat dan berharap agar ALLAH memberikan kelancaran.
2. Jujurlah, jangan dusta
Merupakan isu yang sangat panas diangkat dalam masa-masa ujian adalah perihal kejujuran. Sungguh nilai A yang anda peroleh dengan ketidak jujuran akan mengantarkan anda kepada penghasilan yang tak barakah, dimana penghasilan itu akan dinafkahkan pada anak istri yang tentunya makan harta yang tak barakah. Dan nilai A tidak akan menjadi jaminan anda bisa masuk ke jannah-Nya.
3. Tawadlulah, jangan ujub, riya’, bahkan sampai sombong.
Jangan karena anda lebih dahulu menguasai tentang suatu materi kuliah, anda merendahkan teman anda yang belum mengerti. Karena seorang ahli ilmu yang baik itu seperti padi, semakin banyak ilmu semakin tawadlu karena sadar bahwa ada begitu banyak hal yang tak dia ketahui setelah mempelajari suatu ilmu.
Kajian Akhir Semester
Mendatangkan bapak Isnaeni dan bapak Fikri selaku dosen JTETI, dipaparkan berbagai hal terkait persiapan kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi UAS. Dari motivasi yang benar, amalan yang baik, dan kejujuran yang harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap muslim.
Banyak sekali ilmu yang didapatkan sepanjang acara yang berlangsung dari 07.30-11.00 ini. Kemarin tidak sempat datang? Tenang, kami akan memberikan rangkuman materi dari KAS kemarin. Tetapikuti blog Al-Hannaan ya! ;)
JTETI FUN COOKING!
JTETI FUN COOKING merupakan acara kompetisi memasak pertama di JTETI. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 16 Juni 2011, bertempat di Jakal KM 9 (Rumah Liris TE'10) dari pukul 09.00-13.00 WIB.
Dengan tagline “Rasa bukanlah nomor satu, tapi kebersamaanlah yang paling utama” acara ini sukses menarik 14 bidadari-bidadari JTETI yang berasal dari angkatan yang berbeda-beda untuk ikut, mulai dari angkatan 2007 hingga 2011. Peserta yang mendaftar tidak diberitahukan sebelumnya perihal tema masakan dan anggota tim.
Peserta berkumpul pada pagi harinya, kemudian mereka dibagi menjadi dua tim, yakni Tim Senior dan Tim Junior. Tim Senior berasal dari angkatan 2007 dan 2008 yang berjumlah 6 orang. Sedangkan Tim Junior berasal dari angkatan 2010 dan 2011 dengan jumlah anggota 8 orang.
Setelah pembagian kelompok, kedua tim tersebut diberi modal Rp 50.000,00 untuk memasak masakan wajib yang telah ditentukan, yakni Opor Ayam. Sedangkan sisa uangnya dapat dibuat menu masakan lain sesuai dengan kesepakatan tim masing-masing. Pasar Kolombo akhirnya dipilih sebagai tempat berbelanja segala bahan-bahan makanan.
Setibanya di Rumah Liris, kedua tim langsung sigap membagi tugas pada anggota-anggotanya. Seluruh tugas terasa mudah karena dikerjakan bersama-sama. Karena peserta berasal dari daerah yang berbeda-beda, peserta saling berbagi ilmu dan tips tips dalam memasak dari daerah masing-masing.
Tim Senior membuat puding sebagai makanan penutup. Sedangkan Tim Junior membuat perkedel sebagai tambahan lauknya. Perbedaan pemilihan makanan sampingan ini justru membuat menu makanan yang dihidangkan di meja menjadi lengkap. Proses masak-memasak selesai pada pukul 12.00 WIB, dan ditutup dengan acara makan bersama. Pada akhir acara, selain karena semua masakan yang dibuat sama lezatnya, semua peserta lupa bahwa ini kompetisi, sehingga tidak ada yang dinyatakan sebagai pemenang.
by: Departemen Kemuslimahan